Bantuan tersebut mencakup lebih dari 800 ton logistik, termasuk makanan pokok, makanan siap saji, obat-obatan, selimut, dan perlengkapan anak-anak. Sebagian besar dikirim melalui jalur udara menggunakan pesawat Hercules C-130J milik TNI AU, dengan momen simbolik berupa airdrop sebanyak 17,8 ton bantuan tepat pada tanggal 17 Agustus—angka yang merepresentasikan semangat kemerdekaan 17-8-45. Sisanya dikirim melalui jalur darat melalui Mesir dan Yordania, bekerja sama dengan mitra kemanusiaan internasional.
Yang membuat misi ini semakin bermakna adalah keberanian prajurit TNI dalam menjalankan operasi lintas negara berisiko tinggi. Di tengah kecaman dan tekanan dari pihak Israel yang mengontrol wilayah udara dan perbatasan Gaza, TNI tetap melaksanakan misi dengan disiplin dan profesionalisme tinggi. Operasi ini dilakukan atas undangan resmi dari Kerajaan Yordania dan berkoordinasi dengan negara-negara lain seperti Mesir, Jerman, dan Uni Emirat Arab.
“Melalui metode airdrop, bantuan dapat menjangkau wilayah-wilayah yang sulit ditembus melalui jalur darat. Ini bukan sekadar pengiriman logistik, tapi wujud nyata kepedulian dan keberanian bangsa Indonesia,” ujar Kolonel Pnb Puguh Julianto, Komandan Misi.
Panglima TNI Jenderal Agus Subianto menegaskan bahwa misi ini adalah perintah langsung dari Presiden RI, sebagai bentuk diplomasi kemanusiaan yang berani dan bermartabat. Meskipun ada tantangan geopolitik dan risiko keamanan tinggi, semangat Garuda Merah Putih tetap mengudara demi kemanusiaan.
Di berbagai daerah, masyarakat Indonesia menggelar doa bersama dan refleksi kemerdekaan, mengaitkan perjuangan bangsa dengan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina. Aksi ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika kita mampu berbagi, peduli, dan mengangkat derita sesama.
#SavePalestine
