![]() |
Ilustrasi |
Dalam istilah agama, kurban sering disebut dengan udhhiyah, yang berarti penyembelihan hewan pada waktu dhuha dalam rangka beribadah. Dari sini pula muncul istilah "Idul Adha," yang merujuk pada hari raya penyembelihan.
Kurban: Ibadah dengan Dimensi Sosial
Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, kurban juga memiliki makna sosial yang dalam. Melalui kurban, kaum fakir dapat merasakan kebahagiaan dan menikmati hidangan yang jarang mereka peroleh di hari-hari biasa. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan dalam Al-Qur'an:
"Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir." (QS. Al-Hajj: 28)
Pembagian daging kurban dianjurkan untuk diberikan kepada fakir miskin, dihadiahkan kepada orang lain, dan dikonsumsi sendiri oleh keluarga yang berkurban, dengan tetap mengutamakan pemberian kepada kaum fakir.
Baca Juga: Qurban bukti Ketaqwaan dan di Cintai Allah SWT
Waktu Pelaksanaan Kurban
Penyembelihan kurban dimulai setelah shalat Idul Adha hingga sebelum matahari terbenam pada tanggal 13 Dzulhijjah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan pentingnya kurban bagi mereka yang mampu:
"Barangsiapa yang memiliki kelapangan, sedangkan ia tidak berkurban, janganlah mendekati tempat shalat kami."(HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim)
Hadits ini menunjukkan bahwa berkurban bukan sekadar amalan sunnah, tetapi juga bentuk kepedulian sosial dan ketaatan kepada Allah.
Keutamaan Kurban
Kurban memiliki keutamaan besar dalam Islam. Dalam sebuah riwayat, Aisyah menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah pada hari raya Idul Adha selain menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kuku-kukunya. Darahnya akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah." (HR. Al-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ibadah kurban bukan hanya sekadar menyembelih hewan, tetapi juga mencerminkan keikhlasan dan ketakwaan seorang muslim. Yang diterima Allah bukanlah daging atau darah kurban, melainkan ketulusan niat dan kepatuhan kepada-Nya.
Dengan berkurban, seorang muslim dapat menghilangkan sikap egoisme, nafsu serakah, dan sifat individualisme, serta memaknai hidupnya untuk mencapai ridha Allah semata. Annur Media.